Ketika jiwa yang tertekan, terkurung
mata yang terbuka, terpicing
telinga yang mengindahkan, ditutup
mulut yang berujar pun, bungkam
nyawa yang hidup, mati
tidak bergerak, tidak terasa
Ketika.
Independensi 'Maha' dijempalitkan dibawah kaki
kaki para individualis yang merasa pantas
ini klise tapi semu ,halus tidak terasa, hampir nyata
ini terbukti di atas kertas putih yang ditulisi tinta hitam
hitam pekat sepekat pahit yang terasa
ketika terus ditekan
keberadaanya
tidak diharapkan bukan kemauan
keinginan untuk keluar di batasi
sebuah batas yang semu
hampir tidak terlihat bahkan
dirasa
revolusi bisa saja terjadi
tapi
masa tidak bisa diubah
takdir tidak boleh disalahkan
ada suatu titik
dimana harus dituju
walaupun
setiap manusia memiliki titiknya
sendiri
karena manusia enggan disalahkan
biar sadar
sendiri
akhirnya
bisa saja
bahagia?